Wednesday, June 30, 2021

SPANYOL VS SWISS

oleh : nandar isnanda

Strategi yng dipakai Swis saat melawan Perancis adalah : Determnasi - Adu Fisik serta antisipasi bola2 balap atas Counter attack Prancis dengan mereduksi ruang agar tidak mudah ditusuk [penetrasi]. 
Berhasil.

Satu lagi yng saya lihat sangat briliant adalah :  Merusak lapangan tengah.
Diinisiator oleh Granit Xhaka, midfielder Arsenal ini pantas menjadi Man of The Match partai Prancis VS Swiss. 


Saya yakin, strategy ini PASTI diRemake untuk mengalahkan Espana.[Spanyol]. Klo raksasa Prancis bisa tumbang knapa Espana tidak. Itu kira2 yng diyakini Swiss saat ini.


Disisi lain,
Sepakbola mengalir ala TIKI TAKA yng dipakai Spanyol, apabila dilakukan secara sempurna [ minim error dlm control dan passing ]  menurut saya sangat sulit dilawan dng fisik dan determinasi [ baca sepakbola otot ] ala Swis.

Apabila anda dikurung dan diintimidasi dari menit ke menit sepanjang babak, anda hanya dipaksa berlari kesana kemari tanpa  bisa mendapatkan bola.
Selanjutnya Gol hanya menunggu waktu.

Masalahnya, finishing touch Spanyol kurang killer. Kurang bisa membunuh.

Saat melawan Kroasia kebuntuaan ini nyaris mencapai frustasi tingkat dewa.
Sampai akhirnya pemain belakang  César Azpilicueta ikut naik, yng bisa membuat gol membuka kebuntuan. Setelah leading, TIKI TAKA mengalir sempurna. 

Gol gol lanjutan flowing seperti otomatis.

Sangat menarik bukan.?
Mampukah Swiss membuat Spanyol frustasi, salah control, salah passing dan selanjutnya diajak adu fisik.

Prediksi
Spanyol 60% :  40% Swiss 

Tuesday, June 29, 2021

SAINS DALAM SEPAKBOLA

Statistic Expected Goals (xG)

oleh : nandar isnandar

Click Link lihat Video :   OPTA Expected Goal

Adalah semacam data  xG didapatkan dari analisis dan pengolahan lebih dari ribuan data entry.  Dambil dari tembakan dan assist suatu tim dlm beberapa pertandingan penting.

*Data ini dimiliki diprosea oleh system dengan memakai sistem olah data namanya Opta.*
Lihat Video terlampir

Setiap data memiliki atribut masing-masing seperti : jarak, sudut thd gawang, penutupan sudut oleh lawan terhadap gawang.  Atribut tersebut kemudian menjadi faktor nilai dalam PEMBOBOTAN besarnya XG.

Ketika menonton atau membaca :
Tim A lebih baik dari tim B. Dengan keterangan tim A mencatatkan 10 tembakan sementara tim B hanya 5.

Narasi tersebut cukup sering kita dengar serta ditambah analisis dan bumbu2 pertandingan yng bombastis seperti jebrett...dll.
*Tidak salah, tapi kurang spesifik.* serta tidak punya value apa2.

Bagaimana jika hanya tiga dari 10 tembakan tim A yang dilepaskan dari dalam kotak 16 meter atau magic square ?

Semakin jauh dari gawang, maka sebuah tembakan semakin *imposible* menjadi sebuah gol. Begitu pula dengan sudut, semakin sempit sudut terhadap lebar gawang maka semakin kecil *Probabilitas menjadi gol*

Jika ingin mencetak gol, sebuah tim h tidak hanya harus membuat peluang sebanyak-banyaknya, tapi juga sebaik-baiknya.

Tim B mungkin hanya melepaskan lima tembakan tapi semua tembakan tersebut diciptakan dari dalam kotak magic square 16 meter.
Artinya, tim B membuat peluang  >bagus dibanding Tim A.
Data semacam ini di Eropa sudah dipakai pelatih untuk analizis.

Bahkan rumah2 judi sudah memakai data entry ini sbg acuan untuk menentukan pembobotan TARUHAN sebuah pertandingan.

Hasilnya bisa kita lihat, misalanya :  Rumah2 judi  bisa membuka score tim B nge Voor 1/2 terhadap tim A.
Atau tim B Voor 15% uang twrhadap tim A dst.
(Bisa dilihat di Video dibawah )

Semoga indonesia Segera bisa memakai sains data sebagai assistensi kepelatihan sehingga sepakbolanya tidak semakin tertinggal jauh.

Atau teman2 programer mau bisnis beginian.Kita bisa jadi Vendornya PSSI atau Liga Nasioanal.

Jangan kalah dng2 survey2 capres yng sudah bisa mementukan popularitasnya dng pembobotan sebelum pemilu.

Selamat menikmati EURO 2020.
  

Sunday, June 27, 2021

SPAIN VS CROATIA

 oleh : nandar isnandar

Sebetulnya ini adalah Pertandingan seru, mempertemukan 2 kutub sepakbola yng berbeda. Spanyol yng konsisten dengan gaya eropa latin, sekarang lebih dikenal dng TIKI TAKA dibawah pelatih Luis Enrique.

Adapun Kroasia adalah tipical sepakbola Balkan yng bersumber dari sepakbola Yugoslavia sebelum negara kesatuan ini pecah.  Disanalah ada klub tuwa Dynamo Zangreb pencetak gelandang2 handal dunia seperti : Luka modric - Zvonimir Boban - Zlatco Dalic - Davor Suker.

Sepakbola Balkan dijuluki Brasil dari Eropa karena memainkan sepakbola yang indah ditambah dengan kemampuan dan ketahanan fisik yang kuat khas tim-tim dari Eropa Timur.

Sayangnya menjelang partai ini kita harus menerima berita buruk. Salah satu pemain andalan Kroasia, Ivan Perisic dinyatakan positif Covid-19.
Perisic merupakan pemain terbaik Kroasia. Sejauh ini sudah mencatatkan 2 gol dan 1 assist. Masih blm dapat kabar bagaimana pemain lain.

Review Kroasia di fase group,  Kelemahan ada di lini pertahanan. Sejauh ini mereka belum mencatkan satu pun clean sheet.

Sedangkan Spanyol, masih memiliki permasalahan di lini serang walaupun bisa menang 5-0 di laga terakhir.

Saat ini Spanyol punya rising star : PEDRI lengkapnya Pedro Gonzalez Lopez. Skill dan visinya menyamai Andrea Iniesta, namun penyelesai akhir  Alvaro Morata dan Gerard Moreno kerap tampil kurang intergrated.

Prediksi :
Tim Spanyol yng start datar2 saja akhirnya bisa klik saat melawan Slovakia.

Sedangkan Kroasia memiliki exploaivitas yang cukup untuk meledakkan pihak mana pun.
 
Ini bisa menjadi pertandingan yng ketat serta potensi hasil imbang dlm tempo 2x45.

untuk akhirnya Spanyol akan meneruskan momentum kemenangan.

BOLA ITU BULAT

oleh : nandar isnandar

Saat membaca cerita tentang Luka Modric kecil menendang-nendang bola di halaman parkir sebuah hotel yang menjadi tempatnya mengungsi karena perang Yugoslavia.

Saya teringat tulisan wartawan kompas Ian Situmorang dalam paragraph menterjemahkan Soccer in Sun and Shadow, karya Galeano.

Suasana hati Bola bisa tak menentu. Di tengah jalan ia bisa berubah pikiran dan memutuskan melengkung keluar alih-alih memasuki gawang.

Pada dasarnya ia mudah tersinggung. Ia tak senang ditendang dengan dendam. Ia lebih suka dibelai, dicium dan dibuai dengan dikontrol di dada atau kaki.

Dia sangat membanggakan dirinya karena ia tahu:  Setiap kali ia melayang dengan anggun ke udara ada banyak hati yang berbahagia dengan penuh harap, dan ada banyak hati yang remuk redam saat ia jatuh di tempat yang tak diinginkan.

Salah satunya pendukung Portugal ha ha ha
Bola itu bulat tapi ga bulat2 amat sih...karena masih bisa diprediksi bukan ditebak.

Saturday, June 26, 2021

BELGIA VS PORTUGAL

oleh : nandar isnandar

Inilah salah satu partai yng paling sulit diprediksi. Mungkin, prediksi saya akan sedikit menyimpang dari mainstream. Seperti ketika saya memprediksi Jerman menang, padahal mainstream favoritka Portugal.

Pertandingan ini berpotensi tidak cukup waktu 2x45. Kemenangan, saya pikir akan ditentukan atas seberapa fatal lawan membuat kesalahan serta ketahanan endurance.  Juga, merupakan duel kreator serangan dari lapangan tengah. Pertandingan bakalan sengit dari menit awal dengan tensi tinggi.

Belgia punya play maker De Bruyne. Sang aktor utama keberhasilan Man City menjuarai Premier League musim 2020/21.
Sedangka  Bruno Fernandes midfielder andalan Portugal membuktikan diri sebagai pemain terpenting Manchester United.

Lini depan Belgia punya Romelu Lukaku yng ditandem eden Hazard. Portugal tentu masih mengandalkan Cristiano Ronaldo.

Belgia adalah tim yng sudah solid sejak pra piala dunia 2018 dibawah pelatih Martinez.
Tentu saja difavoritkan untuk memenangkan Euro 2020. Sudah  saatnya The Golden Generation ambil kesuksesan. The Red Devil julukan Belgia melewati babak penyisihan grup dng aman. Ini menunjukkan kesiapan mereka.

Sebaliknya, Portugal adalah sang juara bertahan piala Eropa 2016 yng mempunyai tombak setajam Ronaldo serta pemain2 papan atas liga eropa walaupun sudah mulai senior.

Pada partai akhir kita sama2 menyaksikan bagaimana Portugal saat melayani permaianan juara dunia Prancis dengan pola permainan terbuka. Secara tim Portugal setara dng Prancis tapi secara fisik The Selecao julukan Portugal kurang meyakinkan mampu bertempur dalam waktu extended.

Disisi lain, permaianan  Portugal dari 1 ke pertandingan lainya _inconsistent_. 
Tetapi sangat ceroboh apabila Belgia abai terhadap keberadaan Cristiano Ronaldo di dalamnya.

Juara bertahan Euro 2016 ini telah kehilangan soliditas pertahanan yng digalang oleh Pepe dan Ruben Diaz. Namun penjaga gawangnya Rui Patricio sangat baik saat melawan Prancis.

Belgia punya banyak formasi, tapi yng paling favorit adalah 3 4 3 dengan memperkuat lapangn tengah kombinasi : De Bruyne - Eden Hazard - Exel Witzel dan thomas Menuer.
Memakai tombak kembar Lukaku dan Yannik Carrasco.

Portugal polanya tetap 4 3 3 dengan sayap murni : Bernardo Silva dikanan dan Andre Silva sayap kiri. Sedangkan Ronaldo didorong bermain sbg *Lone striker.*

Prediksi : Kali ini Belgia akan melepas mahkota Euro dari Portugal.

ENGLAND VS GERMANY

oleh : nandar isnandar

Pertandingan klasik yang kerap diwarnai kisah menarik, bahkan kontroversial. Rivalitas kedua tim juga terbilang tajam.

Walaupun, kali ini kedua tim sama-sama tidak menunjukkan performa yng consistent.

Ketika melihat tim Inggris, anda melihat sebuah squad dengan pemain fantastis yang bermain di Premier League. Liga terbaik di seluruh dunia. Mereka telah memenangkan gelar bersama klub mereka di UEFA Champion.

Apabila Inggris perform penuh confidence, sulit Jerman mengatasinya. Fisik ataupun  secara tehnik.

Masalahnya Tim Three Lion ini tidak pernah stabil bermain dari pertandingan ke pertandingan lainya. Melihat para pemain ini sepanjang tahun di Premier League selayaknya Inggris waktunya berjaya.

Bagaimana dengan Der Panzer.
Secara tehnik, pertahanan 3 palang sejajar atau pertahanan memakai 3 stoper sejajar hasil kreasi anyar pelatih Joachim Loew belum terpadu.

Kalah dari Prancis menang dng Portugal,  kesulitan mengatasi Hungaria di laga terakhir penyisihan grup F.
Bukti tim ini _inconsistent_

Perlu diketahui,
Sejak kegagalan di piala dunia 2018, Joachim Loew meninggalkan culture pertahanan memakai free beck. Klo di Italy namanya Libero. Padahal jerman terkenal melahiran free beck andal seperti : frans Bekenbauer, Lothar Matthaus, Jurgen Kohler dll

Tujuan menggunakan 3 stoper, Joachim Loew leluasa mendorong wing back lebih kedepan untuk menjadi Winger.  Effeck pola ini memang lebih dominan dalam penguasaan bola serta attacking [ lihat gambar click Link ].
Juga memakasa area pertahanan lawan lebih lebar atau lebih terbuka.

Menurut saya, pola ini meninggalkan ruang kosong  yng ditinggalkan wing beck. Memang bukan area berbahaya atau magic Square.
Namun, mudah dieksploitasi oleh penyerang Inggris seperti Phill Foeden atau Rahem Sterling yng typical dng penyerang Prancis Mbappe. (Ingat waktu lawan perancis, bbrp kapi Mbappe penetrasi lewat zona ini)

Apabila Inggris ingin menang, habisi Jerman dalam 2x45 menit. Cz, waktu extended dan adu penalty bukan pilihan bagus buat tim Inggris.

Prediksi : England 60 : 40 Germany


Thursday, June 24, 2021

PEMAIN SEPAKBOLA COVID19

Copas oleh    : nandar isnandar
Dari sumber : 

theanalyst.com 

https://m.panditfootball.com/sains-bola/213354/ABI/200324/mengapa-banyak-atlet-terkena-infeksi-coivd-19

Atlet profesional, termasuk para pemain sepakbola tidak terlepas dari ancaman virus Covid-19 yang sedang mewabah di seluruh dunia. Beberapa nama besar telah dinyatakan positif terkena virus ini seperti Daniel Rugani, Mikael Arteta, Callum Hudson-Odoi, Patrick Cutrune, dan Paulo Dybala Neymar Ronaldo dll.


Selain pemain sepakbola, beberapa atlet dari cabang lain seperti bola basket, balap sepeda, baseball, golf, dan berbagai cabang lainnya juga terkena inveksi virus Covid-19.

Banyak yang bertanya :
mengapa banyak atlet bisa terkena virus ini? Padahal yang kita ketahui seorang atlet pastilah memiliki tubuh yang bugar dan sehat.

Ditambah lagi mereka selalu didampingi para ahli sehingga asupan gizi selalu terjamin. Dengan tubuh yang sehat dan gizi tercukupi tersebut seharusnya atlet juga memiliki tingkat imunitas yang tinggi. Bukankah katanya salah satu cara untuk terhindar dari virus ini adalah menjaga imunitas?

Sains Olahraga bidang kepelatihan mengenal suatu kurva yang menunjukan hubungan antara intensitas pada latihan dengan level imunitas seseorang. Melakukan kegiatan olahraga dalam porsi tertentu memang dapat meningkatkan imunitas tubuh.

Namun ternyata, intensitas olahraga tidak selalu berbanding lurus dengan imunitas. Terdapat satu titik dimana jika seseorang melakukan olahraga lebih berat justru akan membuat imunitas tubuhnya menurun.

Teori ini dikenal dengan istilah J-Curve dimana curva yang seperti huruf J menunjukan bahwa melakukan olahraga terlalu berat justru membuat imunitas tubuh menjadi lemah, bahkan lebih lemah dari orang yang tidak berolahraga.

Pemain sepakbola profesional dan atlet dari cabang lain tentu akan memaksa tubuhnya melebihi batas agar bisa menunjukan performa di atas level manusia biasa. Untuk mencapai level tersebut latihan yang mereka lakukan tentu bukan latihan biasa-biasa saja.

Hampir setiap hari dalam hidupnya seorang atlet akan melatih tubuh pada level yang di atas kemampuan manusia biasa.

Pada kondisi inilah seorang atlet memiliki kondisi imunitas yang lemah. Tubuhnya mungkin bugar dan kuat. Ia bisa memiliki VO2Max dan kekuatan otot yang luar biasa.

Namun bukan berarti ia memiliki imunitas yang sama baiknya.

Akun Soccerilaz menjelaskan Over Training Syndrome terjadi pada seseorang yang melakukan latihan secara berlebihan ditambah dengan tekanan lain dalam hidupnya seperti emosi, kecemasan, finansial, dan yang lainnya. Kondisi ini kemudian membuat kegagalan tubuh dalam melakukan adaptasi fisiologis dan memicu penurunan performa fisik.

Latihan yang terlalu berlebihan juga menimbulkan trauma pada jaringan otot skelet dan pembentukan sitokin proinflamasi. Hal ini membuat tubuh menjadi mudah terserang penyakit, terutama bagian pernafasan.

Dalam sains olahraga, kondisi ini disebut dengan periode open window.

Bagi Anda yang pernah melakukan olahraga yang menguras banyak tenaga, biasanya satu sampai dua hari setelahnya Anda akan bersin-bersin seolah tubuh Anda mengalami flu. Hal itu adalah reaksi yang dikeluarkan tubuh saat sedang berada dalam periode open window.

Kondisi tubuh seperti  itu sedang dalam imunitas rendah dan sangat rentan terserang penyakit.

Periode open window ini biasanya berlangsung selama 3-84 jam setelah tubuh melakukan aktivitas sangat berat.

Bisa kita bayangkan bagaimana kondisi tubuh para atlet profesional yang hampir setiap hari mengalami kondisi seperti ini.

Karena itulah seorang atlet membutuhkan berbagai asupan vitamin tambahan agar tubuhnya selalu siap saat menghadapi kondisi seperti ini. 

PREDIKSI FINAL

 click untuk memperbesar

Setelah memasuki Round 16 atau perempatfinal, masyarakat bola tentu lebih mudah memprediksi siapa yng akan maju ke babak lanjutan atau Semifinal  ?
Ternyata tidak, apabila data yng diterima berupa schedule dan List. Review dan prediksi lebih terbuka, ketika melihat bagan atau  Chart.

Pada bagan16 Besar, terlihat Belgia, Portugal, Italy, Perancis dan Spanyol  berada di satu bagan. Sedangkan Inggris, Jerman dan Belanda di bagan lainnya.

Prediksi final ?
Silahkan yng senang dengan utak atik untuk mengisi waktu sambil ngupi2

Click link diatas untuk melihat bagan

Monday, June 21, 2021

SEPAKBOLA PERANCIS

oleh : nandar isnandar

Kenapa tim Perancis sangat difavoritkan juara Euro 2020 ?

Squad yang mentereng dihuni pemain papan atas liga elite. Juga penyandang Champion World Cup 2018. Merupakan alasan yng cukup untuk menempatkan Tim Perancis sebagai unggulan utama Euro 2020. Saking bertaburnya bintang, seolah sepakbola fantasi atau Tim PlayStation.

Bahkan : theanalyst.com   :  https://theanalyst.com/eu/2021/06/breaking-down-our-euro2020-predictive-model/
membuat tabulasi prediksi berdasarkan bursa taruhan dan data Stats Perform. 

Hasilnya Paul Pogba dkk mencapai >20% kans sebagai juara.  Sedangkan unggulan lain tidak mencapai 15%.

Setelah mengalahkan Jerman tentu saja probabilitas Perancis semakin gradasi.

Mari saya ajak flash back sebentar ke World Cup 2018. Kalau disimak ternyata Perancis mampu menang tanpa perlu tampil mendominasi. Diantara para semifinalis, Les Blues mencatatkan angka terendah dalam metrik indikasi :

Penguasaan bola

Rata-rata tembakan

Kualitas peluang.

Nyatanya, mereka hampir selalu menang.
Kok bisa yaa ?

Sekarang, kita coba melihat saat Perancis mengalahkan  Jerman pada Rabu 16/6/2021 di Alianz Arena.  Apabila mereview statistik, Der Panzer terlihat lebih unggul dan layak menang. Anak asuh Joachim Loew lebih dominan dalam penguasaan bola yng mencapai  >62%.

Gol tunggal Les Blues pun merupakan gol bunuh diri yang bisa saja disalah artikan sebagai keberuntungan semata.

Lawan mungkin lebih sering menekan Perancis. Namun, itu bukan berarti zona pertahanan Raphael Varane dkk bisa dikendalikan. Defender Les Bleus selalu berhasil menjaga zona jarak tembak ke gawang sedemikian rapat dan selalu sigap mengantisipasi aliran bola ke area Magic Square [garis 16 mtr depan gawang]

Perancis justru membiarkan Jerman bermain di sepertiga pertahananya, tetapi defender Perancis selalu sukses menutup akses operan mereka ke magic square.
Raphael Varane dan kawan-kawan juga tidak terburu-buru intercept merebut bola karena lebih memilih control permaianan dengan disiplin Zona Marking.

Pada situasi dan kondisi yng diperhitungkan, Perancis melakukan sergapan.  Ketika menguasai bola, mereka berupaya menyerang seefisien mungkin dengan pasing2 akurat, menempatkan bola ke ruang kosong di belakang pertahanan lawan yng sudah terlanjur ikut naik terlibat penyerangan.

Tactical serangan seperti ini potensi keberhasialnya tinggi. Mengingat : Skill level gelandang Perancis capable untuk memberikan umpan kejut yng akurat dengan timing yng tepat.

So, Inilah senjata utama Perancis, serta ditunjang penyerang yng punya speed serta naluri mencetak go seperti Mbappe Grizmann dan Benzema.

Perancis menunjukkan untuk menjadi juara tidak harus bermain cantik serta penguasaan bola yng dominan.

Apabila Perancis berhasil leading lebih awal, maka pertandingan semakin menjadi miliknya. Pasalnya, lawan akan mengambil risiko lebih untuk attacking, disisi lain Kylian Mbappe selalu siap penetrasi ruang di belakang bek  dengan kecepatannya.

Intinya tim Perancis selalu memainkan sepakbola pertahanan bawah [ retreat] dan counter attack pada timing yng tepat.

Sepintas memang mirip pola dasar Catenacionya Italy era Enzo Bearzot atau Arigo Sachi di tahun 1982.
Atau ini sebuah modernisasi dari sistim itu.  Namun demikian, pola Perancis belum sampai disebut sepakbola negatif.

Pembedanya adalah,  pada Catenacio penjagaan dilakukan secara : Man to Man Marking sedangkan Les Blues melakukanya secara : ZONA Marking.
Ini bisa dimaklumi mengingat sang pelatih Perancis : Didier Deschamp dibesarkan di club Juventus.

Peringatan bagi tim yng mengutamakan possesion football tapi abai balancing.

Sunday, June 20, 2021

MOMENTUM DALAM.SEPAKBOLA

 : nandar isnandar_

oleh : nandar isnandar

Seperti ditahu oleh semua penggemar bola bahwa Tim Jerman paling bisa ( baca : pinter) membuat possesion ball atau penguasaan bola menjadi miliknya bahkan lebih dari 60% .

Disisi lain Tim Portugal dng sangat jelas mengadops strategi Tim Perancis saat mengalahkan Jerman, yaitu : Ketika kehilangan bola, mereka kompak melakukan retreat kebelakang dng pertahanan yng ketat. 

Pada saat yng tepat, portugal melakukan sergapan dilanjut counter attact cepat dng bola bola balap dirrect ke zona kosong pertahanan Jerman. 

Berhasil dng baik bahkan terkesan sangat mudah. 

Score 1 : 0 untuk Portugal.

Catatan saya sebelumnya bahwa  dalam rentan waktu possesion ball >60% itu  *probabilitasnya sangat banyak dan luas*.  

Nah, pada saat itulah Jerman mendapatkan yng namanya Momentum. 

Gool 1 : 1  Score menjadi imbang dan  momentum terus berlanjut. Situasi spt itu, aebenarnya sudah sangat dikenal & dirasakan dng baik oleh pelaku olahraga.

Jadi, apa itu momentum? 

Dalam sepakbola, momentum bisa hadir di satu pertandingan, dan merubah situasi menjadi suatu kebangkitan atau membalikan kondisi dari dibawah angin menjadi diatas angin.

Tidak bisa dijelaskan lebih logis. Sulitnya menjelaskan mengenai momentum ini, sampai-sampai membuat momentum lebih dekat kepada hal-hal mistis atau psikologis. 

Sebuah buku sepakbola dipublikasikan oleh Football Association (FA) pernah saya baca berjudul : _Momentum in Soccer - Controlling the Game._

Buku ini mendeskripsikan momentum sebagai *sebuah kekuatan* yang mendikte aliran pertandingan atau akumulasi beberapa pertandingan  layaknya  *hidden force*.

Kalaupun mau ditelaah secara saintifik, momentum ini tetap tidak terlihat, hanya bisa dirasakan, dan sebenarnya lebih bersifat psikologis atau spirit bukan tehnis.

Meskipun masih minim bukti ilmiah, pelaku sepakbola terutama para pemain, masih mempercayai momentum sebagai penyebab perubahan performa. 


Jerman malam tadi mendapatkan itu.

JERMAN VS PORTUGAL

catatan : nandar isnandar

Kali ini Catatan saya agak panjang, tapi masih asyik  disimak,  bagi yng gemar bola tentunya.

Inilah The Best Matches minggu ini sekaligus menjadi penentu kedua tim lolos ke round 16.

Sejauh ini prediksi dan preview saya sebelum pertandingan masih on the track.

_Artinya sampai pertandingan terakhir belum pernah MELESET baik pola permainan taktik dan score akhir._

Situasi kedua tim menharuskan, menang agar lolos atau setidaknya sebagai tim peringkat ketiga terbaik.

Pertandingan spt ini tentu akan bertensi tinggi dan ngefeck pada mental tim. Namun Jerman diuntungkan dng main di Allianz Arena.

Joachim Low tentu akan memasang line up pemain yang benar-benar bisa membuat Der Panzer bisa ambil poin. 

Sementara pelatih Portugal, Fernando Santos ingin memastikan bisa mereduksi traumatic yang terjadi di tim Portugal agar bisa menghentikan rekor kesulitan menang apabila lawan Jerman.

Menilik rekor pertemuan, Jerman bisa optimistis. Secara keseluruhan, mereka hanya 3 kali kalah dalam 18 pertemuan dengan Portugal.  Akan tetapi, menilik performa saat ini, peluang Jerman untuk meneruskan trend kemenangan bisa dikatakan kecil. 

Head to head dan statistik tentu saja tak menentukan pemenang, tapi setidaknya ada gambaran seperti apa yang bakal terjadi pd kedua tim.

Banyak yng favoritkan Portugal, tentu base referencenya HANYA saat melihat menang lawan Hungaria yng notaben level ada dibawahnya. Sebaliknya jarang yng perhatian pada Jerman. Dimana, walaupun kalah dari Perancis, tim Jerman tetap menguasai bola  > 60%. 

Lemahnya finishing touch Jerman tidak bisa serta merta menyalahkan penyerangnya seperti Thomas Muller, Kai Havert atau Timo Werner, tapi lini tengah Perancis memang berisikan pemain2 super. Inilah yng menafikan umpan2 Jerman untuk membuka peluang saat itu. 

Pola serangan Portugal adalah penetrasi bola2 balap dng mengandalkan speed penyerangnya seperti : Ronaldo- Silva dan Jota. Andalan lain adalah bola2 mati (free kick ) dng tendangan Ronaldo yng maut.

Apa yng akan dilakuka Loew ?

Saya yakin pelatih yng suka memasukan tangan kedalam celana ini (owok2) 😂 sdh tanggap situasi. Apabila Jerman mampu memutus distribusi umpan2 Penetrasi lapangan tengah,  niscaya penyerang Portugal hanya jadi penonton didepan.

Sebaliknya apabila Jerman gagal memutus distribusi umpan2 yng dilakukan pemain tengah Portugal seperti : Fernandes dan Mouthinho atau Sanchez

Ronaldo berubah menjadi pemangsa yng mengerikan.

Anggap saja pertandingan berjalan seperti kemarin saat kalah dr perancis, Der Panzer tetap bisa menguasai bola lebih dari 50 ~ 60%. Nah possesion ball    > 60% itu probabilitasnya sangat membuka peluang.

Sama2 kita saksikan, apa pertandingan akan terjadi spt tulisan diatas, tentu banyak faktor yng bisa mempengarungi.

Prediksi saya : Jerman  1 : 0 Portugal 

Atau                 : Jerman  1 : 1 Portugal

KEMBALINYA SEPAKBOLA ITALY

oleh : nandar isnandar

Roberto Mancini
Siapa yng tidak mengenal mantan penyerang timnas Italy dari club Sampdoria ini.  Ditangan dinginya kesebelasan Italy kembalikan martabatnya.
 
Ketika datang, tim Gli Azzurri baru saja menjalani salah satu episode paling memalukan dalam sejarah mereka. Di bawah asuhan pelatih Gian Piero Ventura, Italia gagal lolos ke Piala Dunia 2018.

Tiga tahun berselang, eks manajer Manchester City itu membuktikan bahwa Timnas Italia kembali ke masa kejayaan. Kini, di Piala Eropa, Nicolo Barella dan kawan-kawan ada di pemuncak group A.

Mancini membawa Italia tampil impresif dua tahun terakhir, serta performa menonjol di Piala Eropa 2020.  Tak berlebihan jika  mereka ditempatkan sebagai salah satu favorit juara.
 
Pola permainan Italy saat ini lebih Proaktif dng mengandalkan formasi dasar 4-3-3 pada semua pertandingan. 
Pelatih menginstruksikan anak asuhnya untuk tampil inisiatif menentukan tempo permaianan. Mancini jelas2 meninggalkan permainan stereotipikal para pendahulu Italia yang cenderung fokus pada soliditas pertahanan dan berupaya menyerap tekanan.

Francesco Acerbi dan kawan-kawan saat ini memainkan sepakbola progresif pada garis pertahanan tinggi dan berupaya merebut bola di area lawan.

Italia menjelma menjadi tim yang berupaya mendominasi pertandingan, tidak hanya berlaku ketika Italia menghadapi tim yng inferior tapi juga  yang lebih superior sekalipun. Berani dan gemar memainkan garis pertahanan tinggi di mana jarak pemain paling belakang dan pemain paling depan tak boleh lebih dari 25 meter.

Tujuannya jelas: selain untuk melakukan jebakan offside, Roberto Mancini ingin timnya mempersempit ruang yang dimiliki oleh lawan sekaligus mempermudah dalam melakukan pressing dan sergapan.

Inilah yng disebut pola Pendek merapat dan Buru sergapnya Italy sekarang.

Meskipun lebih agresif, Italia tak melupakan pertahanan solid ala Catenacio warisan dari nenek moyannya.

Profile Pemain
Mancini memanggil lima pemain yang berusia 23 tahun ke bawah. Pilihan pemain sedang menapaki usia prima ini untuk  dipadukan dng para pemain senior seperti Leonardo Bonucci, Nicolo Barella, dan Federico Bernadeschi.

Untuk tiga gelandang di sistem 4-3-3-nya, Mancini mengandalkan trio Jorginho, Marco Verratti, dan Barella.  Jorginho dapat diandalkan sebagai pivot atau poros penyangga. Verratti dan Barella kapabel menjadi gelandang serang yang memiliki visi umpan tajam.

Lebih menarik jika meninjau profil pemain sayap. Sebagaimana diketahui dalam sejarahnya Italia bukanlah negara yang senang memainkan dan memproduksi winger. Namun, pd  Piala Eropa 2020, Gli Azzurri justru kelebihan talenta di pos winger.

Yng lebih gila tim ini masih clean sheet sedari  kualifikasi EURO 2000
 

SURGA

Eksperimen apa yang paling tidak masuk akal sepanjang sejarah ? Menciptakan surga. Manusia pernah mencoba untuk menciptakan surga. Suatu t...