TAHUN BARU OJOK GèGèR

Menurut ilmu yang mencoba memahami pengetahuan tentang waktu [falak], bisa ga yaa tanggal 1 Januari ini kita undur satu atau berapa bulan lagi.

Sehingga tanggal 1 Muharram menjadi seperti sekarang ini [1 Januari]...hiik

Mengapa :

Supaya tidak gegeran dan umek HANYA sekadar perkara budaya memakai pergantian tahun. Bukankah budaya itu menyempurnakan agama.

Seperti yng lalu2 setiap kali memasuki tahun baru [Masehi] selalu ada seruan untuk tidak keluar rumah atau turun ke jalan memperingati tahun baru Masehi, dengan alasan itu adalah menyerupai kaum lain.

Dan [pakai embel2 lagi] tahun Masehi bukan tahun kita, maka menjadi lazim apabila disertakan atau tepatnya dicarikan kutipan2 kalimat bijak yng dimirp2kan : 

Barangsiapa menyerupai kaum....., maka dia bagian dari mereka. dst2 ....   😀

Tapi :

Kenyatannya ke-Masehi-an ini?  juga bukan soal saat tahun baru saja toh ?

Ketika kita menggunakan tanggal lahir untuk  ulang tahun, baik ulang tahun hidup ataupun ulang tahun dinas yng pakai tiup lilin atau kalau mau tiup obor segala, serta undangan sakral dan budaya2 legal lain, bukankah masyarakat me-masehi-kan event itu. 

Misal undangan pernikahan anak kita ? Nyatanya,  juga hepi2 saja ga pakai umek dan ribut.

Loncat dikit,

Allah menciptakan alam ini masterpiece-nya keknya Indonesia deh. Cz, Indonesia adalah tanah air yang paling dipurnakan. Ada berapa peradaban besar dunia di masa lalu yng semuanya sudah hancur, tapi Indonesia masih tetap teguh sebagai sebuah peradaban sekalipun terus-menerus dicoba digerus oleh penjajah. [kolonial ataupun kefahaman]

Budaya itu adalah sesuatu proses kearifan alam, agar manusia terlindungi martabatnya. Misal, orang dapat membuat kain dan sarung untuk menutupi auratnya trus bisa juga dipakai menyempurnakan ibadahnya. Penanggalan atau kalender adalah ilmu dan budaya. Sedangkan waktu itu hak prerogatif dan milik Allah yng maha kuasa.

Jadi,

Inikah perspektif mengenai hubungan atau konfigurasi antara agama dan budaya ?

Yuuk  mengakhiri sesuatu yang lama dg sempurna,  kita mulai sesuatu yang baru dg harapan. 

Wis yo ojok umek ae, tak doakan kita semua walau dg kalimat yng pendek saja :

Semoga kita menjadi insan yng kuat dan berkah di tahun mendatang.