Sunday, January 5, 2020

MEDSOS

#rule
#socialmedia
#conflicmanagement

the biggest communication problem is we do not listen to understand...but we listen to reply.

masalah besar dari komunikasi kita adalah,  kita tidak mendengar atau membaca untuk mengerti dan faham....tp kita hanya mendengar atau membaca HANYA untuk memberikan jawaban.

yng tua yng muda bapak anak kakek cucu semua menggunakan media sosial, ini artinya medsos masuk dalam kebutuhan pokok sendi kehidupan seperti halnya kebutuhan sandang dan pangan.

Kita sudah sering melihat orang yang berdebat sengit di media sosial termasuk digroup chat kita disini, gegara sebuah artikel. 
Setelah ditelisik, ternyata yang berdebat tadi belum faham atau belum membaca artikel secara keseluruhan sampai selesai. Kebiasaan memahami secara magak [bhs sbyan artinya ga clear] ini jg merupakan sumber kesalah fahaman yng dominan.

Hal yang menarik dalam dunia media sosial adalah, semakin terbentuknya komunitas dalam wujud grup chat. Salah satu yang paling populer adalah whatsapp group [WAG]

Sayangnya, grup whatsapp acapkali juga menghadirkan konflik yng berkelanjutan hingga ke dunia nyata. Dari sekian banyaknya kendala gagal komunikasi dan yng  berpotensi  timbul konflik di WAG sebagian besar seperti tsb pada kalimat pembuka diatas.

Key word tambahan agar terhindar konflik adalah :  Jangan Baper  [bawa perasaa] dan alergi perbedaan.

Komunikasi di grup menggunakan bahasa tulisan [text plain). Dan tulisan acap kali dibaca dlm situasi hati yng kondisional pembacanya. Karenanya,  bisa saja sangat responsif dan terbawa emosi pembaca saat itu.

Tulisan yng sejatinya biasa2 dan sangat logis tapi bisa jadi kita membacanya sebagai hal yng mencela.

Emoticon
memang berfungsi sebagai penambah rasa atau ekspresi dalam bahasa tulisan. Tapi jangan lupa, emoticon kadang dipahami sangat berbeda dengan maksud aslinya. (tdk tepat dlm pemahaman)

Grup chat juga berisi anggota dengan berbagai latar belakang, baik itu dari sisi edukasi, kebiasaan, tata perilaku, cara bercanda, keyakinan, dan yng paling utama kedewasaan / kematangan cara pandang.

Semua berinteraksi dlm satu media. Sehingga pola sosial dan pola berkomunikasi mungkin tidak setara.

Variable diatas, yng bisa saja menimbulkan kesalah pahaman. Bahkan untuk hal-hal yang terkesan sederhana.

Ada banyak hal  yang bisa dipertimbangkan untuk mengurangi tingkat kebaperan.
Salah satu yng paling utama adalah :
saling percaya dg teman bicara dlm chat.

Bahwa apa yng ditulis (posting) ataupun respon adalah informasi yng bersifat umum atau opini untuk diskusi dalam mencari pencerahan [brainstorming session]

Reply dan Q/A adalah biasa. Tidak perlu trus beranggapan ngeyel. Cz, menjudge teman chat dg sebutan ngeyel atau  sejenis dalam diskusi,  itu sama artinya dengan memutus komunikasi atau gagal komunikasi tanpa konklusi.

Sad ending ataupun bad ending itu sama dg menunjukan bahwa diri kita dangkal dalam berargumen .

Dewasalah dalam ber sosial media.
Menulislah sepanjang mampu.
Beri saja tanda like sepanjang kamu suka.
Repostlah sepanjang itu penting.
Berkomentarlah jika hatimu berkenan
Dan PM [personal message] lah jika penting dan diijinkan

Dimedsos kita adalah  manusia merdeka.
difollow itu penghargaan
memfollow itu perhatian
ga penting dibuat susah
Nikmati dunia maya yng ada.
karena kita sekarang berada disana


No comments:

Post a Comment

SURGA

Eksperimen apa yang paling tidak masuk akal sepanjang sejarah ? Menciptakan surga. Manusia pernah mencoba untuk menciptakan surga. Suatu t...