Friday, July 9, 2021

ENGLAND VS ITALY

Keunggulan teknik versus tekanan suporter tuan rumah.

oleh : nandar isnandar

Italy punya kualitas pemain yang merata, juga mempunyai tekkik permainan yang komplit.  Italy have it all


Sementara Inggris diuntungkan bermain home serta materi pemain muda yng kuat [Secara fisik] Diakui atau tidak, tuan rumah banyak diuntungkan. Pameo main di kandang sama dengan main 13 orang itu nyata. Dua tambahan didapat dari : penonton dan keberpihakan wasit.

Permaianan Inggris kita sudah tahu, Permaianan Italy kita juga sudah tahu.
Apakah anda juga tahu apa yng akan terjadi di Wembley Senin dinihari.

Itu adalah key words prediksi.

Italy polanya fixed 4.3.3.  Jorginho dkk akan tetap memainkan sepakbola progresif pada garis pertahanan tinggi serta berupaya merebut bola di area lawan.

Adapun Inggris saat ini pola permainanya cenderung Pragmatis. Mempunya dua formasi permaianan dng menyesuaikan lawan.

Formasi pertama memakai 3 beck palang sejajar [ 3 stoper sejajar ] dan 5 midfielder.
Pola ini mendorong kedua wing beck kedepan untuk menjadi gelandang.
Plot didepan fixed : kombinasi Kane - Sterling - Phil Foeden yng dipasang menjadi sayap gantung.

Biasanya formasi ini dipakai menghadapi tim yng dianggap > superior, seperti ketika melawan Jerman.

Formasi Inggris lainya memakai 4 beck sekaligus memaksimalkan beck kiri dan kananya sbg winger. Biasanya dipakai untuk menghadapi tim yng dianggap inferior.
Formasi Ini digunakan, ketika menghadapi Denmark.

Kedua tim  berpeluang mendominasi pernainan dng merebut lapangan tengah.

Namun inggris bukanlah spanyol, yng tingkat akurasi passing dan control bolanya sempurna. Kalaupun Inggris memenangkan lapangan tengah, peluang kehilangan bola [loss control] masih cukup tinggi.

Probabilitas yng bisa terjadi :
1.Apabila inggris mendominasi permainan, progress  pertandingan akan mirip : Inggris VS Denmark.
2. Apabila dominasi permainan 50/50, progress pertandingan akan mirip: Italy VS Belgia.
3.Apabila Italy berhasil mendominasi lapangan tengah, saya pikir permainan selesai.

Kinerja penyerang kedua tim sama2 bagus. Sama2 pintar membuat goal. Inggris punya kelebihan mencetak goal lewat set piece bola2 mati.
Sedangkan Italy piawai membuat goal dengan counter attact yng  cepat.

Defense :
Inggris : Solid - Force - Young Generation
Italy      : solid secara kesatuan -  tactical - combination Junior Senior.

Taktik :
Inggris
Saya yakin Inggris,  akan memilih menyerang dari sayap. Selanjutnya melakukan umpan silang diagonal.Bila memungkinkan masuk kotak 16m. 
Menyerang lewat tengah bukan pilihan yng baik bagi Inggris,  Cz disitu ada tembok kokoh duet Bonuci dan Chellini.

Saya juga tidak kaget apabila Sterling akan Remake, mencari penalty lagi lewat dribling masuk ke garis 16 meter.

Italy :
Saya kira Harry Kane dan Sterling akan dipersulit untuk mendapatkan supply bola. Seperti Spinazzola, ketika membatasi pergerakan Romelo Lukaku.

ITALY 57% : 43 % INGGRIS
Football Not coming home as Italy will spoil England party. 




Wednesday, July 7, 2021

FOOTBALLS COMING HOME

oleh : nandar isnandar

Frasa kalimat ini berasal dari lagu berjudul Three Lions dinyanyikan band rock asal Liverpool, The Lightning Seeds. Lagu itu dirilis pada 1996 sebagai lagu ofisial Piala Eropa 1996 di Inggris.
Three Lions  kemudian diadopsi secara luas sebagai nyanyian dukungan ketika Inggris bertanding.

Kamsud dari Coming home adalah sepakbola (turnamen besar) kembali digelar di tanah kelahiran.

Inggris dianggap sebagai tempat asal sepakbola modern karena rumusan awal permainan ini dicetuskan di Britania pada abad 19. Kini, istilah sepakbola kembali pulang bermakna kembalinya trofi turnamen antarnegara ke pelukan Timnas Inggris yang terakhir juara di Piala Dunia 1966.

Sekilas,
footballs coming home terdengar seperti optimisme atas kesuksesan Inggris. Namun, lagu Three Lions sebenarnya bukan nyanyian yang mengobarkan nasionalisme.

Ketika suporter Inggris menjadikannya sebagai mars kejayaan pun lazim saja.

Mars optimistis itu akan semakin memenuhi stadion Wembley, kerana Inggris berhasil mencapai final Piala Eropa 2020.

Benarkah ini sangat mempengaruhi kesemua elemen yng terlibat Euro 2020. Termasuk penalty inggris di injury time saat lawan Denmark ? Bahkan seorang Arsen Wenger pun mempwrtanyakan kepemimpinan wasit yng tidak memastikan pelanggaran tsb.lewat VAR yng ada dipinggir lapangan. Katanya di sport TV.

Panitia penyelenggara tentu saja membantah. Akan tetapi menurut saya :
Partai final tanpa Inggris memang tidak menjual.

Saya ambil dari beberapa Sumber :

Sunday, July 4, 2021

ITALY VS SPAIN

Pertempuran midfielder terbaik dunia
oleh : nandar isnandar

Ini seperti partai final yng kepagian.

Spanyol
Tim asuhan mantan midfielder Barca dan Timnas : Luis Enrique ini mampu memainkan Circulation Football dng akurasi passing & control mencapai >90%.

Keterbatasan talenta pemain depan, membuat pola Tiki Taka sebutan populer circulation football yng dipakai Spanyol secara turun temurun, sulit mencapai peak performace. Lemah dlm finishing touch.
Menurut saya, itu hanya kelemahan parsial atau  individual. Bukan kelemahan pola permainan.

Disisi lain Roberto Mancini piawai menggunakan sumber daya untuk mengatur ritme pertandingan. Memaksa lawan melakukan kesalahan dengan pressure seawal mungkin. Itulah yng dinamakan garis pertahanan tinggi

Pemain Italy juga memiliki bakat yng cukup, untuk memenangkan pertandingan tanpa memaksakan diri hingga batas limit.
Mancini mempunyai lapis ķedua yng setara dng pemain starter. Karenanya setiap pergantian pemain selalu membawa perubahan.

Lini depan
Saat lawan Swiss, Alvaro Morata nampak kesulitan  membuka peluang dan minim attemp shoting. Namun control bola dan wallpass pemain ini masih baik. Dimainkan 54 menit selanjutnya digantikan Moreno namun tidak lebih baik.

Pablo Sarabia juga tampil buruk dipertandingan yang sama. Dimainkan hanya sekitar 45 menit. Memiliki tingkat akurasi umpan 61% rating hanya 6.3.
Angka probalitas yng TIDAK CUKUP jika ingin mengalahkan Italy.

Data dari : https://www.covers.com/soccer/euro/italy-vs-spain-tips-predictions-july-6-2021

Italy menghadapi pertandingan yang sulit melawan Belgia, namun serangan mereka masih menemukan ritme ideal untuk exploitasi pertahanan Belgia yng solid.

Lorenzo Insigne tampil SUPER dan mencetak gol di laga ini. Dia memiliki rasio tembakan tepat sasaran 50%, tingkat akurasi umpan 89%. Rating mencapai 8,6.
Immobile sedikit lebih buruk saat melawan Belgia. Ratingnya untuk pertandingan itu hanya 6,4 dan memiliki tingkat akurasi operan sebesar 77%.

Lini tengah
Kedua tim sama-sama mengandalkan penguasaan bola di lini tengah. Karenanya perebutan zona inilah yng paling krusial. XG [expectations Goal] akan ditentukan darisini

Lini tengah Spanyol dipimpin kapten tim Busquets - Koke àdan Pedri selalu tampil prima
Memiliki tingkat akurasi operan >90%.
Pandangan saya pada lini ini,  Spanyol lebih unggul dalam akurasi & distribusi bola.

Sementara, lini tengah Italy tetap memakai pola tradisional memakai gelandang bertahan yaitu Jorginho sebagia penjamin stabilitas pola permainan.
Diapit 2 gelandang serang Verrati dan Barrella atau Locatelli. Lini tengah Italy lebih unggul dlm hal intercept dan penjagaan area.

Disinilah sebetulnya pertempuran itu terjadi. Kita akan melihat pagung pamer skill level atas. Siapa pemenangnya ?
Menurut saya, pertempuran midfielder terbaik dunia ini berimbang. 50/50

Lini belakang
Pertahanan spanyol bermateri cukup mumpuni. Double stoper Laporte & Tores atau Garcia dng wingback Azpilicueta dikanan serta Alba di kiri adalah defender klub elite eropa. Secara umum cukup solid.

Namun apabila diperhatikan detail, cara defensive merela masih bersifat reaktif. Pertahanan seperti ini akan sering kaget. Terutama dalam antIsipasi serangan dng umpan tusuk [ penetrasi]. Pun, lemah pada bola2 atas.

Bagaimana Italy ?
Italy saat ini terbentuk mempunyai permainan yang komplit.  Italy have it all.

Bicara pertahanan...jangan ditanya.
Italy seolah olah punya DNA kekuatan pertahanan yng bisa  diandalkan turun temurun. Duet Chelini dan Bonuchi sudah menyatu sejak lama. Ibarat  bermain dengan mata tertutup mereka tetap kesatuan yng terpadu

Diapit wingback Lorenzo dan Spinazzola. Mereka mampu bertahan secara preventive. Artinya : sudah mampu membaca pola serangan lawan. Sayangnya wingback kiri Spinazzola tidak bisa dimainkan karena cidera.
Dari Head to head antar  lini diatas,  wajar klo bolamania seragam favoritkan Gli Azzuri yng maju ke final.

Sayapun setuju aja deh dng itu.
Daripada dibenci teman2 satu WAG.



Friday, July 2, 2021

ENGLAND VS UKRAINE

 oleh : nandar isnansar

Inggris adalah tim yng awalnya tidak diunggulkan. Padahal, anda sudah melihat sebuah squad yng dibangun dengan pemain fantastis di Premier League. Liga terbaik di seluruh dunia.


Sampai pada titik bagaimana tim ini menghabisi Germany hanya butuh waktu 2x45.
Football welcome home ? .. nanti dulu

Diatas kertas ini pertandingan mudah bagi Three Lions. Lawanya Ukraina, sebetulnya tim yng kuat secara fisik. Pertahananya bisa dikata rapat dan force. Walaupun, permainan defendenya sekadar main sapu bersih. Yng penting bola dipindahkan  kedepan secepatnya.

Pada saat melawan Swedia, sama2 kita lihat dengan jelas (bagi yng nonton lho), kondisi mereka sudah remuk secara fisik, setelah bekerja keras pada Selasa dini hari kemarin.

Pemain depan Ukraina Artem Besedin akan absen menyusul cedera lutut serius effect main force. Denys Popov juga absen, sementara pemain bintang Andriy Yarmolenko serta Oleksandr Zubkov juga diragukan bisa recovery.
 
Kini hanya determinasi yng tersisa dari mereka. Melihat kondisi seperti ini, apa yng anda harapkan darinya. Terecuali Andriy Shevchenko punya pemain lapis kedua yng setara.

Bahkan pasar taruhan pun membuka score voor 1/2. Artinya klo sampai seri atau draw dlm 2x45 pemegang Inggris hrs bayar 100%.

Prediksi: England 60% - 40 Ukraine

Thursday, July 1, 2021

ITALY VS BELGIA

oleh : nandar isnandar

Belgia adalah tim yng sudah solid sejak pra piala dunia 2018. Dibawah pelatih Martinez tim berjuluk The Red Devil ini mencapai peringakat pertama rangking FIFA saat ini. Tentu saja, difavoritkan untuk memenangkan Euro 2020.

The Golden Generation Belgium saat ini mencapai titik kesempurnaanya. The Red Devil juga : MELEPAS MAHKOTA Portugal.  Juara bertahan Eropa 2016 pada round 16. 

Itu semua menunjukkan tim Red Devil is superior.

Namun,
Menurut saya, Eden Hazard dan Kevin De Bruyne merupakan pemain yang sangat penting untuk mereka. Belgia akan kehilangan 25% kekuatan tim apabila Hazard dan De Bruyne tak bisa bermain karena masih cedera saat melawan Portugal.  #sad

Di sisi lain :
Tim Italy saat ini memainkan sepakbola Pendek merapat dan Buru sergap ala Courto Scretto ( mungkin istilah Italia saya salah ) dengan sangat taktis dan effisien. Sepakbola yng dulu membawa kejayaan club2 Italy.

Marco Verratti dkk saat ini memainkan sepakbola progresif pada garis pertahanan tinggi serta berupaya merebut bola di area lawan.

Berani dan gemar memainkan garis pertahanan tinggi di mana jarak pemain paling belakang dan pemain paling depan tak boleh lebih dari 25 meter.

baca : 
https://nandar-isnandar.blogspot.com/2021/06/comebacknya-sepakbola-italy.html

Prediksi :
Red Devil akan menghadapi salah satu pertarungan tersulit mereka dalam beberapa tahun terakhir. Memang, mereka punya banyak talenta, tapi dua pemain tsb.diatas adalah Key Players.

Saat melawan Austria, Gli Azzurri terlihat kesulitan sampai extra time. Tetapi Roberto Manchini menunjukan kelasnya. Merubah taktik lewat Kekuatan bangku cadangan mereka berhasil dengan baik.

Saya rasa Tim Gli  Azzurri sudah memesan tempat di semifinal akhir pekan ini.

SURGA

Eksperimen apa yang paling tidak masuk akal sepanjang sejarah ? Menciptakan surga. Manusia pernah mencoba untuk menciptakan surga. Suatu t...