Monday, September 21, 2020

BANTENGAN

 View Point Caldera Tengger.

Sebagian orang, senang menikmati pemandangan alam yng eksotis namun ogah cape2 treking kayak pendaki gunung, 

Datanglah ke Bantengan. Dari satu spot ini kita bisa menikmati view Caldera Tengger yng amazing secara sempurna hanya dari pinggir jalan. Spot foto ini berada di punggung gunung namun sudah berasapal hotmix.

Pagi itu Sabtu 19 September 2020, hembusan angin sangat kuat menerpa hampir seluruh dedaunan hijau juga tanamanan bawang prei khas petani Tengger menjadi hijau berdebu. Langit diatas desa Gubuk Klakah cerah disaat kami berkendra pick up beriringan dari Tumpang Malang dengan tujuan Bromo Tengger Semeru.

Sampailah kami disuatu pelataran, ada tugu perbatasan antara Lumajang dan Malang atau tepatnya desa Ngadas dan desa Ranupani. Tugu batu yng indah itu tetap membisu di tengah deru mobil2 Hard  Top dengan penggerak empat roda menyisakan debu bagi yng berada dibelakang.

Dengan mantafnya mobil-mobil itu merangsek naik di tengah jalan sempit, diapit dua jurang terjal menuju kaki Gunung Semeru di Desa Ranu Pani. Sebagian lagi dari mobil2 itu menurun menuju caldera Tengger di simpang Jemplang. 

Di pelataran yng sebenarnya tempat parkir kendaraan rental BTS itu, sekarang berderet warung kopi. Sangat menyenangkan tentunya nyruput kopi diudara yng dingin.

Di sisi lain, tampak beberapa pendaki G.Semeru cewe cowo beransel besar tengah berdiri di sisi jalan yang berlebar sekitar 3-4 meter itu. Ponsel berkamera diarahkan ke arah padang savana hijau yang berada di lembah Caldera Tengger.

Yaa...view point itulah Bantengan. Spot ini adalah jalan persimpangan menuju pos#1 pendakian Gunung Semeru di Desa Ranupani. Mudah diakses dengan kendaraan apapun dari kota Malang. 

Namun, secara administratif Bantengan berlokasi di wilayah Desa Ranupani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.



Saturday, September 12, 2020

MAWAR JAMBE

Tanaman purba yng sepantaran dengan dinosaurus. 

Nama lain tanaman ini adalah Sikas Revoluta. Konon sikas sudah ada sejak zaman pra sejarah dan jaman dinosaurus. 

Daunnya tajam meruncing, tampilannya exotic dan amazing.
Batangnya bertekstur kasar, mirip kulit dinosaurus atau komodo di nusatenggara.

Mawar jambe diperkirakan sudah berusia ratusan juta tahun. Usianya ini tergolong purba. Makanya, sikas pun banyak dicari orang.

Habitatnya tersebar di berbagai benua.
Asia termasuk di dalamnya. Indonesia khususnya Sumatera merupakan salah satu habitat sikas revoluta.

Sekilas melihat perawakan Mawar Jambe atau  Sikas Revoluta boleh dikata mirip dengan pohon kurma. Batangnya bersisik, daunnya runcing, seperti jarum, berwarna hijau tua dg batang kehitaman menyerupai gerigi pada sisik2 dinosaurus.

Pertumbuhan tanaman purba ini terbilang lambat. Dalam satu tahun, ia hanya bertambah tinggi tidak lebih10 cm. Begitu pula dengan kemunculan daunnya. Tidak lebih dari satu helai daun, setiap tahun.

Pertumbuhan yang lambat ini menjadi salah satu faktor yang membuatnya mahal.

Keistimewaan lain dari tanaman yang termasuk langka ini tidak cemenk, tdk menuntut banyak perhatian, dan bandel.
 
Sangat menyukai sinar matahari. Ia bisa diletakkan di dalam maupun luar ruangan. Penyiraman pun tak perlu sering dilakukan.

Mawar Jambe membutuhkan media tanam yang porositasnya tinggi. Bisa gunakan campuran pasir malang dan media kompos.

Anda yang ingin memiliki taman cantik, tapi tak ingin ribet mengurus, sepertinya sikas harus masuk dalam daftar belanja tanaman anda.
Disebuah desa, saya pernah melihat tanaman purba ini dibudidaya dengan begitu baik....begitu indah....amazing.


SURGA

Eksperimen apa yang paling tidak masuk akal sepanjang sejarah ? Menciptakan surga. Manusia pernah mencoba untuk menciptakan surga. Suatu t...